Tuesday, March 21, 2017

BERMAIN DRAMA

Bagi para sahabat, yang mungkin tertarik dengan dunia drama atau bermimpi untuk menjadi aktris/actor terkenal pasti ingin bisa berakting. Memang dalam bermain drama itu membutuhkan pengkhayatan, bukan hanya berupa dialog saja tetapi juga berupa gerakan. Banyak hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berakting, mulai dari ekspresi bahkan intonasi pun juga harus diperhatikan.

Nah, bagi sobat yang ingin belajar bernain drama kami punya beberapa tips dasar nih.  Tapi sebelum itu kita kenali dulu apa sih drama itu? Elizabeth Lutters (2004:35) mengungkapkan bahwa drama adalah sebuah genre sastra yang penampilan fisiknya memerlihatkan secara verbal adanya dialogue atau percakapan di antara tokoh-tokoh yang ada. Elizabeth Lutters (2006:35) juga mengklasifikasikan drama menjadi beberapa jenis, yaitu:

a. Drama Tragedi
Cerita drama yang termasuk jenis ini adalah cerita yang berakhir dengan duka lara atau kematian.

b. Drama Komedi
Jenis drama ini dapat digolongkan ke beberapa jenis, yaitu:
1. Komedi Situasi, cerita lucu yang kelucuannya bukan berasal dari para pemain,

2. Komedi Slapstic, cerita lucu yang diciptakan dengan adegan menyakiti para

3. Komedi Satire, cerita lucu yang penuh sindiran tajam.

4. Komedi Farce, cerita lucu yang bersifat dagelan.

c. Drama Misteri
Dibagi menjadi beberapa bagian:

1. Kriminal, misteri yang sangat terasa unsur keteganyannya dan biasanya menceritakan

2. Horor, misteri yang berkaitan dengan roh halus.

3. Mistik, misteri yang bersifat klenik atau unsur ghaib.

d. Drama Laga/ Action
Drama laga digolongkan menjadi dua, yaitu yang bersifat modern yang lebih banyak menampilkam adegan perkelahian dengan setting modern dan tradisional yang dikemas dengan bentuk yang lebih tradisional.

e. Melodrama
Skenario jenis ini bersifat sentimental dan melankolis. Ceritanya cenderung terkesan mendayu-dayu dan mendramatisir kesedihan. Emosi penonton dipancing untuk merasa iba pada tokoh protagonist.

f. Drama Sejarah
Drama sejarah adalah cerita jenis drama yang menampilkan kisah-kisah sejarah masa lalu, baik tokoh maupun peristiwanya.

Sekarang, kita bahas tentang TIPS DASAR BERMAIN DRAMA……..

1. Kesadaran Alat Indera
Salah satu cara untuk menajamkan indera penglihatan, yaitu dapat melatihnya melalui cara melihat kontur /garis pinggir suatu benda. Cobalah Anda tuangkan air setetes ke taplak meja. Di sana akan terlihat kontur yang memberikan penegasan bagian yang basah itu. Indera pendengaran dapat dilatih mendengarkan suara paling lemah di tengah suara-suara keras. Latihan seperti ini sangat memerlukan konsentrasi. Kita dapat mencobanya dengan bantuan mata tertutup dan pemusatan kepada suara terlemah itu, maka yang paling sayup terdengar jelas. Indera pencecapan juga dapat dilatih dengan mencecap makanan dengan mata tertutup, atau menjilat kulit sendiri. Pada saat makan makanan itu, indera pengambuhan juga diaktifkan, demikian pula indera perabaan.

2. Improvisasi
Yang dimaksud dengan improvisasi yang pertama adalah menciptakan, merangkai, memainkan, menyajikan, sesuatu tanpa persiapan; yang kedua, menampilkan sesuatu dengan mendadak; dan ketiga, atau melakukan begitu saja (offhand). Tujuan melatihkan improvisasi adalah rangsangan spontanitas. Namun, spontanitas itu harus serasi dengan tuntutan.

3. Pernapasan
Penguasaan pernapasan ini akan menjaga stabilnya suara, sekaligus memberikan kemungkinan kepadanya untuk membuat suaranya lentur, sesuai dengan tuntutan perannya.

4. Suara dan Cakapan
Suara dan cakapan adalah dua hal pokok yang harus digarap dengan suntuk, karena keduanya sangat menentukan suksesnya pementasan. Apa yang harus dicapai dalam latihan suara dan cakapan atau lazim disebut vokal adalah menyiapkan bagaimana dialog ucap.

5. Tubuh dan Gerakan
Tubuh dan gerakan para pemain drama hendaklah mampu menyesuaikan diri dengan peran yang dibawakannya. Hal ini karena sangat berhubungan dengan penghayatan. Pembawan tubuh dan gerakan hanya mampu dilakukan jika seorang aktor mampu berlatih dengan baik dan terus menerus mengasah diri.

Nah…. Semoga dari penjelasan diatas bisa bermanfaat bagi sahabat yang ingin belajar bermain drama. Sukses selalu…

Saturday, January 15, 2011

SKL BHS INDO SMA IPS

NO.

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

INDIKATOR

1.

Membaca

Memahami secara kritis berbagai jenis wacana tulis teks nonsastra berbentuk grafik, tabel, artikel, tajuk rencana, laporan, karya ilmiah, teks pidato, berbagai jenis paragraf (naratif, deskripsif, argumentatif, persuasif, dan eksposisi), serta teks sastra berbentuk puisi, hikayat, cerpen, drama, novel, biografi, karya sastra berbagai angkatan, dan sastra Melayu Klasik.

Menentukan unsur-unsur paragraf suatu artikel.

Menentukan isi paragraf biografi.

Menentukan isi paragraf, simpulan paragraf, dan arti istilah/kata dalam paragraf.

Menentukan opini dalam tajuk rencana.

Menentukan isi dan simpulan grafik, diagram, atau tabel.

Menentukan unsur intrinsik dan isi hikayat sastra Melayu Klasik.

Menentukan unsur intrinsik cerpen/novel.

Menentukan masalah dan amanat dalam drama.

Menentukan maksud gurindam.

Menentukan unsur intrinsik puisi.

Menentukan isi kutipan esai.

2.

Menulis

Menulis, menyunting dan menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan pikiran, gagasan, pendapat, perasaan, dan informasi dalam bentuk teks naratif, deskriptif, eksposisi, argumentatif, teks pidato, artikel/esai, proposal, surat dinas, surat dagang, rangkuman, ringkasan, notulen, laporan, resensi, karya ilmiah, dan bebagai karya sastra berbentuk puisi, cerpen, drama, novel, kritik, dan esai dengan mempertimbangkan kesesuaian isi dengan konteks, kepadanan, ketepatan struktur, ejaan, pilihan kata, dan penggunaan bahasa

Melengkapi paragraf dengan kata penghubung.

Menentukan kata serapan untuk melengkapi paragraf.

Melengkapi paragraf dengan kata baku.

Melengkapi paragraf dengan kata berimbuhan.

Melengkapi paragraf dengan kalimat deskripsi.

Melengkapi paragraf deskripsi dengan frasa.

Melengkapi paragaf analogi dengan simpulan.

Menentukan simpulan generalisasi.

Melengkapi paragraf sebab-akibat.

Melengkapi silogisme dengan kalimat yang tepat.

Melengkapi paragraf narasi.

Menyusun paragraf padu.

Melengkapi teks pidato dengan kalimat persuasif.

Menentukan kalimat dalam latar belakang karya tulis.

Memperbaiki struktur kalimat yang salah.

Menentukan kalimat yang tepat dalam karya tulis.

Menentukan penulisan judul karya tulis yang tepat.

Menentukan kalimat yang sesuai dengan konteks surat (isi dan bagian/struktur) dan penulisan surat lamaran pekerjaan.

Menentukan kalimat resensi dan alasannya.

Melengkapi puisi dengan larik yang bermajas.

Melengkapi dialog teks drama.

Menentukan kalimat kritik sastra.

Menyusun kalimat dalam surat resmi (surat undangan).

Melengkapi paragraf dengan peribahasa.

Melengkapi paragraf esai sastra.

SKL BHS INDO SMP

NO.

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

INDIKATOR

1.

Membaca

Membaca dan memahami berbagai ragam wacana tulis (artikel, berita, opini/tajuk, tabel, bagan, grafik, peta, denah), berbagai karya sastra berbentuk puisi, cerpen, novel, dan drama.

Menentukan gagasan utama.

Menentukan kalimat utama.

Menentukan kritik terhadap isi bacaan.

Menentukan persamaan isi berita.

Menentukan perbedaan penyajian berita.

Menentukan kalimat fakta dalam paragraf.

Menentukan dua kalimat pendapat pada paragraf .

Menentukan simpulan isi paragraf.

Menentukan gagasan utama tajuk.

Menentukan kalimat fakta dalam tajuk.

Menentukan keberpihakan penulis tajuk.

Menentukan pernyataan yang sesuai dengan isi bagan.

Menentukan simpulan isi grafik/tabel/bagan/denah/peta.

Menentukan pertanyaan yang jawabannya terdapat dalam tabel.

Menentukan perjalanan yang paling efektif berdasarkan peta/denah.

Menentukan tema puisi.

Menentukan suasana yang tergambar pada puisi.

Menentukan citraan dalam puisi.

Menentukan misi/tujuan puisi.

Menentukan bukti perwatakan tokoh dalam penggalan cerpen.

Menentukan bukti latar (waktu, tempat, suasana) dalam penggalan cerpen.

Menentukan sudut pandang pengarang dalam penggalan cerpen.

Menentukan perbedaan tema atau sudut pandang dalam penggalan novel.

Menentukan latar (waktu, tempat) dalam kutipan drama.

Menentukan amanat dalam kutipan drama.

2.

Menulis

Menulis karangan nonsastra dengan menggunakan kosakata yang bervariasi dan efektif dalam bentuk buku harian, surat resmi, surat pribadi, pesan singkat, laporan, petunjuk, rangkuman, slogan dan poster, iklan baris, teks pidato, karya ilmiah, dan menyunting serta menulis karya sastra puisi dan drama.

Menentukan kalimat dalam buku harian sesuai dengan ilustrasi.

Melengkapi pesan.

Menentukan isi pesan singkat sesuai dengan ilustrasi.

Menyusun deretan kalimat menjadi paragraf yang padu.

Melengkapi bagian surat pribadi yang rumpang.

Melengkapi bagian surat resmi yang rumpang.

Memperbaiki bagian surat resmi yang tidak tepat.

Menentukan rangkuman bacaan.

Menentukan slogan yang sesuai dengan ilustrasi.

Melengkapi kalimat rumpang dalam petunjuk melakukan sesuatu.

Menyusun deretan kalimat petunjuk melakukan sesuatu yang disusun secara acak.

Menentukan bagian-bagian dalam teks pidato.

Melengkapi teks pidato yang rumpang.

Menentukan rumusan masalah karya ilmiah berdasarkan tema.

Menentukan latar belakang suatu karya ilmiah berdasarkan identifikasi masalah.

Menentukan penulisan daftar pustaka.

Memperbaiki kalimat tidak efektif dalam paragraf.

Memperbaiki pilihan kata yang salah dalam paragraf.

Memperbaiki penulisan huruf.

Melengkapi pantun yang rumpang.

Melengkapi puisi dengan larik bermajas.

Menentukan puisi yang sesuai dengan ilustrasi.

Melengkapi kutipan dialog drama yang rumpang.

WS RENDRA

Rendra (Willibrordus Surendra Bawana Rendra), lahir di Solo, Jawa Tengah, 7 November 1935 – meninggal di Depok, Jawa Barat, 6 Agustus 2009 pada umur 73 tahun) adalah penyair ternama yang kerap dijuluki sebagai "Burung Merak". Ia mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967. Ketika kelompok teaternya kocar-kacir karena tekanan politik, kemudian ia mendirikan Bengkel Teater Rendra di Depok, pada bulan Oktober 1985. Semenjak masa kuliah ia sudah aktif menulis cerpen dan esai di berbagai majalah.

Bakat sastra Rendra sudah mulai terlihat ketika ia duduk di bangku SMP. Saat itu ia sudah mulai menunjukkan kemampuannya dengan menulis puisi, cerita pendek dan drama untuk berbagai kegiatan sekolahnya. Bukan hanya menulis, ternyata ia juga piawai di atas panggung. Ia mementaskan beberapa dramanya, dan terutama tampil sebagai pembaca puisi yang sangat berbakat.

Ia pertama kali mempublikasikan puisinya di media massa pada tahun 1952 melalui majalah Siasat. Setelah itu, puisi-puisinya pun lancar mengalir menghiasi berbagai majalah pada saat itu, seperti Kisah, Seni, Basis, Konfrontasi, dan Siasat Baru. Hal itu terus berlanjut seperti terlihat dalam majalah-majalah pada dekade selanjutnya, terutama majalah tahun 60-an dan tahun 70-an.

"Kaki Palsu" adalah drama pertamanya, dipentaskan ketika ia di SMP, dan “Orang-Orang di Tikungan Jalan” adalah drama pertamanya yang mendapat penghargaan dan hadiah pertama dari Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta. Pada saat itu ia sudah duduk di SMA. Penghargaan itu membuatnya sangat bergairah untuk berkarya. Prof. A. Teeuw, di dalam bukunya Sastra Indonesia Modern II (1989), berpendapat bahwa dalam sejarah kesusastraan Indonesia modern Rendra tidak termasuk ke dalam salah satu angkatan atau kelompok seperti Angkatan 45, Angkatan 60-an, atau Angkatan 70-an. Dari karya-karyanya terlihat bahwa ia mempunyai kepribadian dan kebebasan sendiri.

Karya-karya Rendra tidak hanya terkenal di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Banyak karyanya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, di antaranya bahasa Inggris, Belanda, Jerman, Jepang dan India.

Ia juga aktif mengikuti festival-festival di luar negeri, di antaranya The Rotterdam International Poetry Festival (1971 dan 1979), The Valmiki International Poetry Festival, New Delhi (1985), Berliner Horizonte Festival, Berlin (1985), The First New York Festival Of the Arts (1988), Spoleto Festival, Melbourne, Vagarth World Poetry Festival, Bhopal (1989), World Poetry Festival, Kuala Lumpur (1992), dan Tokyo Festival (1995).